Kabupaten Dharmasraya, yang secara resmi berdiri pada tanggal 7 Januari 2004 melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan, dan Pasaman Barat, merupakan salah satu daerah pemekaran di Provinsi Sumatera Barat. Seiring dengan terbentuknya kabupaten ini, kebutuhan akan pelayanan dasar, termasuk pelayanan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan darurat, menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan. Dari sinilah awal mula sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Dharmasraya dimulai.
Pada tahap awal berdirinya kabupaten, penanggulangan kebakaran belum dikelola oleh dinas tersendiri. Fungsi tersebut masih berada di bawah pengelolaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan unit kecil yang dibentuk khusus untuk menangani kebakaran. Pada masa itu, peralatan dan armada pemadam kebakaran sangat terbatas. Kendaraan pemadam yang digunakan merupakan hibah atau bantuan dari pemerintah provinsi dan bahkan beberapa unit bekas pakai dari kabupaten induk. Kinerja operasional sangat bergantung pada semangat pengabdian personel yang minim dan pelatihan teknis yang belum merata.
Namun demikian, semakin berkembangnya wilayah dan bertambahnya populasi, disertai munculnya permukiman padat, pusat ekonomi, fasilitas publik, dan kawasan rawan bencana, mendorong Pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk membentuk unit kerja yang lebih fokus dan profesional. Maka dibentuklah Unit Pemadam Kebakaran sebagai bagian dari upaya pemerintah memberikan pelayanan publik yang lebih cepat dan tepat dalam menghadapi insiden kebakaran.
Unit ini kemudian berkembang menjadi Bidang Pemadam Kebakaran, dan pada akhirnya, sejalan dengan kebijakan nasional serta arahan Kementerian Dalam Negeri, dibentuklah organisasi tersendiri bernama Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Dharmasraya. Pembentukan dinas ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kelembagaan, memperluas jangkauan layanan, serta meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
Dengan terbentuknya dinas mandiri, berbagai pembenahan dilakukan secara menyeluruh. Pengadaan armada pemadam modern mulai dilakukan, seperti mobil tangki air berkapasitas besar, fire truck dengan tekanan tinggi, serta berbagai alat bantu penyelamatan dan pemadaman. Dinas ini juga melakukan investasi besar dalam pengadaan alat pelindung diri (APD) dan peralatan standar pemadam seperti SCBA (Self Contained Breathing Apparatus), selang pemadam, tabung APAR, serta alat pemecah kaca dan penyelamat ketinggian.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi fokus utama. Para personel Dinas Damkar Dharmasraya rutin mengikuti pelatihan teknis, baik di tingkat provinsi maupun nasional, untuk menguasai keterampilan pemadaman kebakaran, penyelamatan korban, evakuasi, penanganan bahan berbahaya, hingga pelatihan khusus penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sering melanda wilayah ini saat musim kemarau.
Karena wilayah Kabupaten Dharmasraya cukup luas dan sebagian berada di kawasan perbukitan serta daerah terpencil, Dinas Damkar kemudian membangun pos pemadam kebakaran di berbagai kecamatan yang strategis. Langkah ini penting untuk mempercepat waktu tanggap jika terjadi kebakaran. Setiap pos dilengkapi dengan satuan petugas piket yang siaga 24 jam dan peralatan pendukung operasional.
Selain tugas utama dalam pemadaman kebakaran, Dinas Damkar Dharmasraya juga mengambil peran penting dalam kegiatan rescue atau penyelamatan. Termasuk di dalamnya penanganan kecelakaan lalu lintas, evakuasi warga saat banjir, penyelamatan hewan berbahaya yang masuk ke permukiman, hingga penanganan korban dalam bencana tanah longsor yang rawan terjadi di beberapa titik wilayah.
Dinas ini juga aktif melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan kebakaran. Sosialisasi dilakukan di sekolah, kantor pemerintahan, pasar, dan lingkungan masyarakat. Edukasi meliputi cara penggunaan APAR, tindakan pertama saat kebakaran, dan simulasi evakuasi. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun budaya siaga bencana di tengah masyarakat.
Kerja sama lintas sektor menjadi pilar penting dalam sejarah Damkar Dharmasraya. Sinergi dengan BPBD, Dinas Kesehatan, Polri, TNI, PMI, dan relawan menjadi kekuatan utama dalam penanganan bencana dan kejadian luar biasa. Damkar juga menjadi bagian dari tim penanggulangan bencana daerah yang aktif dalam aksi tanggap darurat.
Sebagai bentuk akuntabilitas dan peningkatan kualitas pelayanan, Damkar Dharmasraya mulai menerapkan sistem berbasis teknologi, seperti pemetaan titik rawan kebakaran, sistem pelaporan cepat melalui aplikasi atau media sosial, serta pengembangan basis data insiden kebakaran untuk perencanaan dan pencegahan yang lebih baik.
Kini, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Dharmasraya telah menjelma menjadi institusi yang tanggap, sigap, dan profesional. Beberapa prestasi telah diraih di tingkat provinsi, baik dalam kecepatan penanganan insiden maupun dalam edukasi keselamatan kepada masyarakat. Komitmen untuk terus berkembang dan meningkatkan mutu layanan terus menjadi semangat dalam menjalankan tugas dan fungsi.
Dengan moto “Siap Siaga Setiap Saat, Demi Keselamatan Rakyat”, Dinas Pemadam Kebakaran Dharmasraya bertekad menjadi garda terdepan dalam melindungi jiwa dan harta masyarakat dari ancaman kebakaran dan bencana lainnya. Ke depan, Damkar Dharmasraya terus memperkuat sinergi, mengembangkan inovasi, dan menumbuhkan kesadaran bersama untuk membangun masyarakat yang lebih aman dan tangguh terhadap risiko kebakaran.